Blog Siswa

Media Informasi Siswa.

PHYTHAGORAS

Pememu Rumus Phythagoras

GEOGEBRA

Aplikasi Matematika

Senin, 08 Juni 2020

SOAL ONLINE NEW

Silahkan dikerjakan soal-soal dibawah ini !



Minggu, 07 Juni 2020

MEDIA PEMBELAJARAN DARI BAHAN KARDUS


SIRKUIT PINTAR


Memanfaatkan limbah sampah dari sedotan dan kardus untuk di jadikan media pembelajaran yaitu sirkuit pintar yang cara kerjanya seperti permainan ular tangga. media ini dapat digunakan pada materi bangun datar di kelas VII



NILAI PECAHAN


Bahan : kardus bekas
              lem
              spidol / krayon
              Daun

Media ini dilakukan pada kelas VII materi bilangan pecahan.

GEOGEBRA UNTUK PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Geogebra adalah salah satu aplikasi matematika yang dapat diterapkan dalam pembelajran matematika terutama yang 
menyangkut transformasi geometri, kalkulus, statistika, dan grafik fungsi. Berbagai pemanfaatan komputer dalam pembelajaran matematika dimaksudkan 
untuk mendukung dan memfasilitasi siswa dalam memahami konsep-konsep 
matematika. Salah satu program komputer (software) yang dapat digunakan sebagai media 
pembelajaran matematika adalah program GeoGebra. GeoGebra dikembangkan oleh 
Markus Hohenwarter pada tahun 2001. GeoGebra adalah program komputer (software) .untuk membelajarkan matematika khsusunya geometri dan aljabar.
Dibawah ini adalah salah satu contoh dari aplikasi geogebra 👇👇👇


WORKSHOP ONLINE SAGUSABLOG LANJUTAN 41



Bismillah, Khusus anda anggota Ikatan Guru Indonesia (IGI)  tahun 2020 melaksanakan Workshop Online Gratis SAGUSABLOG (Satu Guru Satu Blog) Lanjutan. Saat ini berlangsung gelombang 41 yang dilaksanakan dari tanggal 02 Juni 2020 s.d 08 Juni 2020.
Workshop Online SAGUSABLOG Lanjutan gelombang 41 terdiri dari 20 kelas, yang masing-masing kelas memiliki grup telegram. Saat ini saya menjadi peserta Workshop Online SAGUSABLOG Lanjutan yang bergabung di grup Telegram Kelas 41-O  dengan mentor Sritina Laksmin dan Fitriyah Retno Wulan.

Syarat mengikuti Workshop Online SAGUSABLOG sangat mudah:
1. Install aplikasi TELEGRAM di smart.
2. Tunjukkan No KTA IGI (Ikatan Guru Indonesia).
3. Ikuti workshop online dengan senang hati dan bahagia sampai TUNTAS.

Materi Kelas Sagusablog Lanjutan sebagai berikut :
1. Membuat blog guru dengan engine blogger
2. Mengganti template blog dari pihak ketiga
3. Mendesain header blog dengan Adobe Photoshop
4. Mengelola menu dan sub menu, mengatur slide gambar melalui edit HTML template
5. Membuat soal online di google drive
6. Custom domain premium gratis
7. Monetize blog
8. SEO (Search Engine Optimization)

Sabtu, 06 Juni 2020

MATERI KLS IX

Kesebangunan dan Kekongruenan

Kesebangunan dan kekongruenan merupakan bagian dari ilmu geometri. Pada kesempatan kali ini, materi yang akan disampaikan meliputi kesebangunan dan kekongruenan. Dua bangun datar dapat dikatakan sebangun apabila setiap sisi-sisi dari kedua bangun tersebut memiliki nilai perbandingan yang sama. Sedangkan dua bangun datar dapat dikatakan kongruen apabila diantara kedua bangun datar tersebut memiliki bentuk, ukuran dan besar sudut yang sama. Perhatikan  gambar berikut.


Kesebangunan

Kesebangunan dilambangkan dengan ≈. Hubungan dua bangun datar dapat dikatakan sebangun apabila memenuhi syarat seperti berikut.
Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
Panjang sisi-sisi sudut yang bersesuaian memiliki perbandingan yang sama

1. Dua bangun datar yang sebangun

Dua bangun datar diatas adalah sebangun. Oleh karena itu dua bangun datar diatas memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

a. Pasangan sisi yang bersesuaian memiliki perbandingan nilai yang sama. Berikut dapat dibuktikan:

  • Sisi AD dan KN = 
  • Sisi AB dan KL = 
  • Sisi BC dan LM = 
  • Sisi CD dan MN = 
Jadi, dapat disimpulkan bahwa = 

b. Besar Sudut yang bersesuaian sama yaitu;

2. Dua segitiga yang sebangun

Segitiga ABC dan PQR adalah sebangun, karena memiliki sifat seperti berikut.

a. Perbandingan sisi yang sama besar bersesuaian sama besar, yaitu;

AC bersesuaian dengan PR = 
AB bersesuaian dengan PQ = 
BC bersesuaian dengan QR = 
Jadi, dapat disimpulkan bahwa : 

b. Besar sudut-sudut yang bersesuaian sama, yaitu;

Perhatikan segitiga berikut!
ΔABC dan ΔADE sebangun, maka:
Perhatikan segitiga siku-siku berikut!
Apabila pada segitiga siku-siku diatas dibuat garis dari sudut A ke sisi miring BC maka akan diperoleh rumus:
AB2 = BD x BCAC2 = CD x CBAD2 = BD x CD

B. Kekongruenan

Kekongruenan dilambangkan dengan ≅. Kedua benda dikatakan kongruen jika memiliki bentuk dan ukuran yang sama.

1. Dua bangun datar yang kongruen

Pada kedua bangun di atas, panjang KL = PQ, Panjang LM = QR, panjang MN = RS, panjang NK = SP dan oleh karena itu, pada bangun KLMN dan PQRS adalah kongruen karena memiliki bentuk dan ukuran yang sama.

2. Dua segitiga yang kongruen

Secara geometris dua segitiga yang kongruen adalah dua segitiga yang saling menutupi dengan tepat. Sifat dua segitiga kongruen yaitu;
a. Pasangan sisi yang bersesuaian sama panjang
b. Sudut yang bersesuaian sama besar
Syarat dua segitiga yang kongruen adalah sebagai berikut.

a. Tiga sisi yang bersesuaian sama besar (sisi, sisi, sisi)

Pada segitiga ABC dan segitiga PQR di atas, bahwa panjang AB = PQ, panjang AC = PR, dan panjang BC = QR. 

b. Sudut dan dua sisi yang bersesuaian sama besar (sisi, sudut, sisi)

Pada segitiga ABC dan segitiga PQR di atas, bahwa sisi AB = PQ, ∠B = ∠Q, dan sisi BC = QR

c. Satu sisi apit dan dua sudut yang bersesuaian sama besar (sudut, sisi, sudut)

Pada segitiga ABC dan segitiga PQR di atas bahwa, ∠A = ∠P, sisi AC = PR, dan ∠Q = ∠R

Contoh Soal:
1. Perhatikan gambar berikut!
Pada bangun persegi panjang ABCD dan PQRS di atas adalah sebagun. Tentukan:
a. Panjang PQ
b. Luas dan keliling persegi panjang PQRS
Pembahasan:
a. Perbandingan sisi AB dengan AD bersesuaian dengan sisi PQ dan PS sehingga
Jadi, panjang PQ = 24
b. Mencari luas dan keliling persegi panjang PQRS dan
Luas persegi panjang = panjang x lebarLuas persegi panjang PQRS = PQ x PS = 24 cm x 6 cm = 144 cm2Keliling persegi panjang =
Keliling persegi panjang PQRS = PQ + QR + RS + SP = 24 cm + 6 cm + 24 cm + 6 cm = 60 cm
2. Perhatikan gambar berikut!
Tentukan Panjang DB
Pembahasan:
Gambar di atas adalah gambar bangun ΔABC dan  ΔADE dan kedua bangun tersebut adalah sebangun.  Untuk menentukan DB, langkah yang dilakukan adalah menentukan AB terlebih dahlu dan ambil perbandingan alas dan tinggi dari kedua sisi segitiga seperti berikut.
Dengan demikian, DB = AB – AD = 15 cm – 10 cm = 5 cm
3. Perhatikan gambar segitiga dibawah ini!
Tentukan QR dan QU
Pembahasan:
Seperti penyelesaian pada soal nomor 2. Ambil perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian dari segitiga PQR dan segitiga SUR!
QU = QR – UR = 20 cm – 15 cm = 5 cm
Jadi, panjang sisi QR = 20 cm dan panjang sisi QU = 5 cm
4. Perhatikan gambar berikut.
Tentukan panjang DE!
Pembahasan:
Pada segitiga ABC dan EDC adalah sebangun, maka;
Jadi, panjang DE adalah 18 cm

MATERI KLS VIII

Rumus Phytagoras 

adalah rumus yang digunakan untuk mengetahui salah satu panjang dari sisi segitiga.

Baca Selengkapnya>>

MATERI KELAS VII

Pengertian Bilangan Bulat dan Contohnya Pengertian Bilangan Bulat Diantara bilangan-bilangan ini, katakan saja bilangan rasional, dibagi lagi menjadi bilangan pecahan dan bilangan bulat. Bilangan bulat sendiri merupakan himpunan bilangan yang termasuk didalamnya adalah bilangan cacah, bilangan asli, bilangan prima, bilangan komposit, bilangan nol, bilangan satu, bilangan negatif, bilangan ganjil dan bilangan genap. Bilangan bulat didapatkan ketika kita menggabungkan bilangan negatif dengan bilangan cacah. Lambangnya adalah huruf ‘Z’, yang berasal dari Bahasa Jerman, ‘Zahlen’ dan berarti bilangan. Z = {…, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, …} Himpunan bilangan positif dikenal dengan istilah bilangan asli. Bilangan asli ditambah dengan nol disebut dengan bilangan cacah. Himpunan bilangan cacah ditambah dengan bilangan negatif disebut bilangan bulat. Berdasarkan garis bilangan, kita mengetahui bahwa setiap bilangan bulat pada garis bilangan lebih besar dari bilangan bulat manapun di kiri dan sebaliknya. Garis bilangan terus berlanjut tidak terbatas di kedua sisinya. Berdasarkan hal tersebut, tidak ada bilangan bulat yang terkecil ataupun yang terbesar. Untuk bilangan bulat ‘a’ yang mengikuti bilangan bulat lainnya dikenal dengan istilah Nilai Sesudah. Sehingga nilai sesudah nol adalah 1, nilai sesudah 3 adalah 4 dan nilai sesudah -3 adalah -2. Sedangkan untuk bilangan bulat ‘a’ yang berada di sisi kiri sebelum bilangan bulat dikenal dengan istilah nilai sebelum. Sebagai contoh, nilai sebelum 3 adalah 2, nilai sebelum -4 adalah -5. Arah bilagan bulat ditunjukkan dengan simbol (+ atau -), yaitu ada di sebelah kanan 0 atau di sebelah kiri 0 pada garis bilangan. Bilangan bulat Positif Bilangan bulat positif adalah bilangan yang bernilai positif dan dimulai dari bilangan satu ke atas dan seterusnya. Contoh bilangan bulat positif adalah 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya. Bilangan bulat negatif Bilangan bulat negatif adalah bilangan yang dimulai dari bilangan negatif satu ke bawah dan seterusnya. Contoh bilangan bulat negatif adalah -1, -2, -3, -4, -5, dan seterusnya. Bilangan 0 (Nol) Nol bukan bilangan positif atau pun bilangan negatif serta Nol. Operasi Bilangan Bulat Penjumlahan bilangan bulat Contoh 1: Untuk menjumlahkan dua bilangan bulat positif Jumlahkan +3 dan +2 Untuk itu, pertama, bergeser 2 unit ke arah kanan dari angka 0, kemudian bergeser lagi 3 unit ke arah kanan dari angka 2. Hasilnya, keseluruhan kita bergeser 5 unit dari angka nol. Contoh 2: Untuk menjumlahkan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif Jumlahkan -3 dan +2 Pertama, bergeser 2 unit ke arah kanan dari angka nol, lalu bergeser 3 unit ke arah kiri. Secara keseluruhan, kita bergeser 1 unit ke arah kiri dari angka nol (-1). Catatan : Ketika kita menjumlahkan dua bilangan bulat, simbol yang melekat pada bilangan buat tidak berubah. Contoh: 3 + (+4) = 3 + 4 = 7 5 + (-3) = 5 – 3 = 2 Pengurangan bilangan bulat Contoh 1: Untuk mengurangi bilangan bulat positif Kurangi +2 dari +3 Pertama geser 3 unit ke arah kanan dari angka nol, kemudian bergeser 2 unit ke arah kiri. Hasilnya, kita bergeser 1 unit ke arah kanan dari angka nol. Catatan: Ketika kita melakukan pengurangan bilangan bulat dengan bilangan bulat lainnya, maka kita mengubah tandanya dan kemudian menjumlahkan kedua bilangan tersebut. Contoh: 3 – (+5) = 3 – 5 = -2 (-4) – (-6) = (-4) + 6 = 2 Perkalian bilangan bulat Contoh: Untuk mengalikan dua bilangan bulat dengan tanda atau simbol yang sama Ketika mengalikan dua bilangan bulat dengan simbol yang sama, kita akan menggunakan nilai absolut dan hasilnya adalah simbol positif. Positif x positif = positif, sedangkan Negatif x Negatif = Positif. Contoh: +4 x +5 = 20 atau -2 x -5 = 10 Pembagian bilangan bulat Perhatikan contoh berikut ini: Atha berencana memberikan 4 boneka kepada empat temannya sebagai ucapan terima kasih. Ia memiliki 12 boneka. Jika dibagikan secara merata, maka masing-masing temannya mendapatkan 3 boneka. Ini adalah proses pembagian. Dari sini kita mengetahui bahwa 12:4 = 3 Related Topics